Crazy Game Party

NOTE: “FF yang terpubblish tidak ada editing ulang oleh admin, FF murni karya author. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam project ––Exo’s Member Birthday–– [April-Mei]”

crazy game party

Crazy Game Party!!

Author : Yolla Yoon

Cast :   Byun Baekhyun

All Member EXO OT12

Hwang Seul Min (OC)

Reting : PG+15

Genre : AU!, Friendship, Comedy, Romance

 

  • Dan jika Tao ingin, dia benar-benar akan memberikan salah satu jurus wushunya pada Baekhyun dan Sehun. Tapi sepertinya Tao merupakan pria yang cukup baik hingga membiarkan Baekhyun dan Sehun hanya cukup berterimakasih padanya.-

 

  • Sepertinya jantung Baekhyun tidak bekerja dengan baik saat ini pasalnya dia merasa seluruh aliran darahnya berhenti tiba-tiba, perutnya sedikit melorot tak nyaman dan seperti ada bunga mawar yang mekar didalamnya, mengelitik dinding-dindingnya.-

===(*-*)===

”Apa yang kau lakukan?” Sapa Sehun yang mulai menghampiri Seul. Gadis yang tampak asik dengan susunan balok warna-warni dihadapannya kini memalingkan kepala, mencari sumber suara yang mengusik aktivitasnya. Seul memutar kedua bola matanya, tampak malas. Gadis itu lebih memilih untuk melanjutkan aktivitas yang tertunda karena pria itu dibanding menjawab pertanyaannya.

“Kau tidak ke kelas?” tanyanya lagi. Kali ini Sehun duduk tepat dihadapan seul. Dengan cepat Sehun mengambil rubik yang sedari tadi dimainkannya hingga membuat gadis itu mendengus sebal. Jari-jarinya dengan lincah memutar-mutar rubik tanpa memperdulikan tatapan tajam Seul.

“Ah permainan macam apa ini!” tukasnya saat tak menemukan beberapa warna yang cocok untuk disatukan. Sehun meletakkan rubik diatas meja, menatapnya enggan. Fokusnya kembali pada sosok Seul yang kini menatapnya heran. “Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?” Sehun mendongakkan sedikit dagunya, kedua alisnya saling bertaut saat ini.

“Ya! Seharusnya aku yang bertanya! Kenapa kau disini?” Seul menatap Sehun dengan penuh selidik. “Kau membolos lagi?” todong Seul yang sukses membuat lengkungan garis pada bibir Sehun terangkat.

“Yakk!!” Sehun mengusap kepalanya, gadis dihadapannya ini benar-benar menyebalkan pikirnya. Seul memukul kepala Sehun dengan buku yang sedari tadi ada disampingnya saat dia lengah. “Ini hanya satu jam Seul, tidak lebih” dengusnya.
“Ada yang ingin ku diskusikan dengan mu Seul” ucap Sehun tiba-tiba, Seul mengerutkan dahinya. Gadis itu merasa dia tak memiliki suatu hal yang penting dengan Sehun.

“Apa? Aku tidak ingin mendengarnya jika kau hanya ingin membicarakan tentang celana dalam rilakuma milik Chanyeol! Atau mungkin Jongdae dengan bebek karet ungunya dan Kai yang tidak pernah mau untuk meninggalkan baju pink kesayangannya” ujar Seul. Sehun hanya menggelengkan kepalanya, tanda bahwa tebakan Seul sepenuhnya kali ini benar-benar salah.

“Lalu?”

===(*-*)===

Baekhun melangkahkan kakinya dengan cepat menaiki anak tangga yang menghubungkannya dengan lantai lima yang telah menjadi kampusnya dua tahun belakangan ini. Baekhyun merutuk kelasnya yang berada di tingkat satu fakultas Seni. Kelas yang berada lumayan jauh dari fakultas Sastra hingga mengharuskannya menempuh puluhan anak tangga untuk mencapai tempat tujuannya. Tangga yang dipenuhi dengan debu dan kotoran membuatnya menutup hidung dengan tangan kiri. Benar saja jika kondisi dari tangga seperti itu karena memang hampir tak ada orang yang mau menjamah tempat itu. Dan akhirnya Baekhyun bisa bernafas lega ketika telah mencapai anak tangga terakhir. Baekhyun membuang sedikit peluh pada dahinya sebelum dia memasuki pintu dihadapannya. dia melanjutkan langkahnya dengan sangat hati-hati, takut jika ada seseorang yang melihatnya mengunjungi lantai yang paling atas di fakultas Sastra. Bekhyun menoleh ke sekelilingnya, aman pikirnya. Lagipula siapa yang akan mendatangi lantai lima, mengingat jika lantai itu hanya diperuntukkan ruangan-ruangan yang kosong dan benda yang sudah tidak terpakai. Gudang misalnya. Tentu saja, gudang adalah tempat yang paling aman untuk mereka-Baekhyun dan kawan-kawanya. Yang dimaksud disini bukan gudangnya, melainkan sebuah ruangan tersembunyi diantara barang-barang tak terpakai.

Setelah memastikan sekelilingnya aman, Baekhyun lantas segera memutar knop pintu secara perlahan agar tak menimbulkan suara yang mencurigakan. Bagaimanapun juga Baekhyun tetap harus waspada, dia tidak ingin jika ada penjaga yang tiba-tiba datang dan memergokinya lalu menaruh curiga padanya.

Klek..

Pintu itu terbuka dengan mudah, sesuai dugaan jika pintu itu tidak terkunci. Dengan cepat Baekhyun menutup pintu hingga membuat penghuni yang berada didalam langsung mengarahkan tatapannya ke arah Baekhyun.

“Heii dari mana saja kau?” Sosok tinggi jangkung itu menyeletuk menyambut kedatangan Baekhyun.

“Tadi aku masih ada urusan dengan tugas” ujar Baekhyun acuh tak acuh. Baekhyun melangkahkan kakinya menuju kursi samping Jongdae, mengambil posisi senyaman mungkin untuknya. Disamping Jongdae terlihat Suho yang asyik dengan ponselnya. Lalu Kyungsoo dan Sehun yang sedang asyik melihat-lihat gambar pada majalah. Tao yang sibuk dengan aktivitas menelungkupnya diatas sofa hingga membuat Chanyeol rela untuk mengambil celah tempat sempit yang berasal dari kaki Tao hanya untuk duduk. Baekhyun tampak memandang Chanyeol sebentar.

“Ya! Byun Baekhyun! Mana makanan yang aku pesan pada mu??” Suara berat itu kembali mengusik telinganya. Ya, siapa lagi jika bukan Park Chanyeol-lelaki dengan tubuh jangkung dengan telinga seperti dobi. Baekhyun mengeryitkan dahinya, tampak berpikir.

“Kau tidak membaca pesan ku? Aishh” Chanyeol mendecak sebal. Demi Tuhan Chanyeol benar-benar lapar kali ini, harapan satu-satunya adalah Byun Baekhyun. Tapi apa yang dia dapatkan? Tidak ada! Betapa mirisnya Chanyeol, mungkin dia harus rela jika cacing-cacing diperutnya akan mengamuk habis-habisan. Baekhyun merogoh saku celananya, mengambil sebuah ponsel putih miliknya. Dia menemukan pesan yang Chanyeol maksud, matanya beralih pada Chanyeol yang masih dengan gusarnya karna tak ada satupun makanan di tempat itu.

“Oh maaf yeol, aku sama sekali tidak tahu” Baekhyun mengangkat bahunya dan kembali memasukkan ponsel kedalam saku celananya.

“Jadi? Apa yang membuat kalian berkumpul dan berada disini? Apa kalian tidak merasa sesak nafas karna banyak debu disana-sini” ujar seseorang memotong percakapan Baekhyun dan Chanyeol. Baekhyun memalingkan wajahnya mencari sosok itu, saat dia menyadari jika tidak hanya dia dan teman-temannya saja yang berada ditempat itu melainkan ada orang lain. Sempat terlintas dipikiran Baekhyun jika ada penguntit dan berhasil menyusup ditempat itu tanpa sepengetahuan.

Dan sesuai dugaan, baekhyun menemukannya! Sosok Seul yang dengan santainya membaringkan seluruh tubuhnya diatas sofa dengan sebuah ponsel ditangannya. Pantas saja Chanyeol rela untuk mengambil tempat sempit yang ada di sisi kaki Tao karena sofa yang lain menjadi tempat dadakan Seul sepenuhnya.

“Ya! Apa yang kau lakukan! Kau menyusup ke tempat ini eoh? Dasar penguntit!” teriak Baekhyun saat menyadari Seul berada ditengah-tengah mereka saat ini. Matanya membulat sempurna sembari telunjuknya menunjuk kearah Seul.

“Yakk!! Apa yang kau katakan Byun! Salahkan Sehun yang dengan sarkatisnya menyeret ku ketempat ini! Dan salahkan Luhan gege juga yang menyuruh ku untuk menunggunya! Jika aku harus menjadi seorang penguntit, aku juga tidak akan sudi untuk menjadi penguntit mu!!” teriak Seul tak kalah keras, hingga membuat para penghuni tempat itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya. Ya, Seul adalah sepupu pria cantik yang berasal dari Cina-Luhan. Sebenarnya Seul enggan menunggu Luhan yang masih berada di kelasnya, tapi bagaimanapun juga gadis itu tak tega jika melihat Luhan yang akan pulang dengan menggunakan bus karena mobil miliknya sedang terkapar di sebuah bengkel. Dan Byun baekhyun-pria yang juga tak kalah cantik dari Luhan- adalah sosok pria yang menjenggkelkan bagi Seul. Entahlah Seul pikir dia dan Luhan adalah pria jadi-jadian karena mereka benar-benar terlihat cantik terlebih lagi Luhan-sepupunya. Seul pikir dia kalah cantik ketimbang Luhan dan Baekhyun. Oh ayolah mereka itu benar-benar pria yang memiliki keistimewaan seperti wanita.

“Mwo?? Jadi kau tak sudi menguntit pria tampan seperti ku?”

“Jangan terlalu percaya diri Byun! Apa yang bisa dilihat dari mu eoh? Bahkan kau sama sekali tidak tampan! Tidak!” Seul memutar bola matanya malas dan tersenyum remeh kearahnya. Baekhyun membalikkan tubuhnya dan menatap Seul tajam. “Jangan menatap ku seperti itu! Aku tidak ingin kau terpesona natinya!” garis bibir baekhyun terangkat sedikit, tidak terlalu jelas memang tapi Seul tau jika ini senyum yang berbeda. Pasalnya jika mereka saling beradu argumen maka Baekhyun akan dengan mudahnya tersenyum remeh pada Seul hingga membuatnya benar-benar jengah.

“Dan apa tadi kau bilang? Tempat ini kotor? Banyak debu? Yak!! Tidak bisa kah kau lihat tempat ini begitu bersih, bahkan kami memiliki jadwal piket untuk tempat ini” protes Baekhyun sembari melipat kedua tangannya didada. Pasalnya, tempat persembunyian mereka saat ini-markas- tidak seburuk apa yang dikatakan Seul. Memang markas itu berada di gudang dan berada diantara tumpukan-tumpukan barang yang diselimuti debu, tapi tidak dengan markas itu. Seperti apa yang dikatakan Baekhyun markas itu memiliki jadwal piket, bahkan barang-barang yang ada didalamnya seperti layaknya sebuah rumah. Mereka benar-benar mempersiapkannya dengan baik.

“Tetap saja ini di gudang!” cibir Seul.

“Ya!! Bisakah kalian diam dan berhenti bersikap kekanakan!!” Ujar Jeonmyun berusaha menjadi penengah diantara mereka yang justru mendapat tatapan tajam dari keduanya.

“Oh hyung, kapan kau datang? Dimana Xiumin hyung dan Yixing Hyung?” ujar Baekhyun saat melihat Luhan, Kris dan Kai yang sudah berada ditengah-tengah mereka.

“Seserius itu kah perbincangan panas kalian hingga tidak menyadari kami datang?” ujar Luhan dengan santai sembari sesekali tersenyum. Baekhyun mengerucutkan bibirnya, tampak lucu kali ini.

“Ya! Hyung, kau harus membaginya!” Teriak seseorang kemudian, hingga semua mata tertuju pada suara Tao. Ya, benar saja Tao dan Chanyeol saat ini saling beradu argumen hanya karena makanan yang tak sengaja dibawa oleh Kris untuk mereka. Betapa kekanakannya tingkah mereka kali.

“Yak! Tao-ya berikan pada ku!” teriak Chanyeol kemudian yang merebut plastik yang diduga adalah makanan.

“Hyung aku juga lapar!” rengek Tao saat melihat Chanyeol mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“Bukankah kau tadi tidur? Pergi tidur kembali” ujar Chanyeol masih dengan makanan di mulutnya.

“Harusnya kau yang tidur hyung, kau kan belum beristirahat sama sekali!” protes Tao lagi, kali ini pria itu tampak memberikan aegyeo pada Chanyeol hingga membuatnya tersedak.

“Sepertinya aku salah tempat” desis Seul sembari memijat pangkal hidungnya. ‘Terkutuklah kau Oh Sehun’ batinnya.

===(*-*)===

Angin malam yang dingin berhembus tak tentu arah hingga Sehun mengeratkan jaket kulit miliknya. Disamping Sehun berdiri beberapa teman-temannya yang juga mengenakkan jaket hanya sekedar untuk menghangatkan tubuhnya walaupun tak sepenuhnya hangat. Beberapa pasang mata yang ada disana nampak memperhatikan sisi bangunan dihadapan mereka. Bangunan tua usang dengan tembok yang hampir habis karena mungkin rayap yang selalu melakukan pesta disana. Lumut yang menutupi bak selimut hijau yang bertengger pada dinding-dinding bangunan. Sehun, Tao, Kris, Yixing, Kai, Suho, Kyungsoo, Chanyeol, Baekhyun, Chen, Xiumin, Luhan, dan yang terakhir Seul.

Ya disini lah mereka sekarang. Berdiri didepan rumah tua yang terkenal angker hingga membuat bulu kuduk berdiri hanya dengan sekali melihat. Dan terkutuklah Luhan dan Sehun yang dengan paksa menyeret Seul untuk ikut bersamanya di tengah malam seperti ini. gadis itu tak henti-hentinya mengumpat hingga membuatnya dan baekhyun harus saling beradu argumen sengit saat dimobil.

“Apa kalian yakin?” Suara Tao mengawali perbincangan malam itu di tempat yang cukup membuatnya benar-benar ingin melarikan diri dari ide gila yang dibuat oleh teman-temannya. Sehun menatapnya dan sesekali tersenyum, senyum yang membuat Tao muak.

“Apa kau takut Tao-ya?” ujar sehun dengan seringai mengejeknya. Tao mendengus sebal menatap Sehun enggan. “Tidak!”

“Benarkah? Benarkah?” timpal Baekhyun dengan senyum lebar diwajahnya yang lagi-lagi  membuatnya muak melihat Baekhyun yang seperti ini. Dan satu hal yang yang perlu kalian ketahui bahwa Tao benar-benar membenci Baekhyun dan Sehun ketika mereka berdua selalu mengejeknya, terutama dengan hal-hal yang berbau horor seperti saat ini. Dan jika Tao ingin, dia benar-benar akan memberikan salah satu jurus wushunya pada Baekhyun dan Sehun. Tapi sepertinya Tao merupakan pria yang cukup baik hingga membiarkan Baekhyun dan Sehun hanya cukup berterimakasih padanya.

“Aku tidak mau melakukannya! Kalian benar-benar gila! Aku ingin pulang!” Seul membalikkan badannya hendak melangkahkan kakinya dan pergi secepat mungkin dari tempat itu.

“Jadi kau takut?” Suara Baekhyun menghentikan langkahnya. Gadis itu memutar kedua matanya malas dan berbalik menatap Baekhyun.

“Tidak, aku tidak takut! Kalian benar-benar gila! Jangan mengganggu mereka” Seul mendesah pelan. “Mereka juga sama seperti kalian, jika kalian mengganggu mereka akan marah dan itu akan berbahaya” lanjutnya lagi.

Baekhyun tersenyum remeh “Kau takut noona. Itu hanya alasan semata untuk kau menghindar dari ini” senyum Baekhyun kembali muncul, Seul benar-benar muak dengan senyum itu. Andai saja Seul memiliki kekuatan supranatural pasti ia akan menyihir Baekhyun menjadi kecoa.

“Sudah ku bilang aku tidak takut!!” ujar Seul kali ini sedikit meninggikan volume suaranya.

“Buktikan!!” tantang Baekhyun.

===(*-*)===

“Yakk!! Kau menginjak kaki ku Byun!” Keluh Seul saat merasakan bagian kakinya terinjak.

“Diamlah aku tidak bisa melihat, ini benar-benar gelap” ujar Baekhyum lirih

“Ya! Tao-ya berhenti menyekik ku!” Ujar Suho sedikit berteriak saat kedua tangan Tao melingkar dengan cantiknya di leher Suho.

“Aku takut Hyung!”

“Hei siapa lagi yang menginjak ku sekarang!!” pekik Chanyeol.

“Demi keong ajaib milik spongeboob siapa yang buang angin disaat seperti ini!!” umpat Luhan sembari menutup lubang hidungnya dengan tangan dan diikuti oleh yang lain.

“Oh maafkan aku hyung, sepertinya aku memiliki angin banyak diperutku dan aku harus mengeluarkannya secepat mungkin hehe” ujar pelaku utama yang tak lain adalah Kim Jong Dae

“Yak!! Kim Jongdae!! Bisakah kau buang angin nanti saja!” ujar Kris menimpali.

“Tidak bisa hyung ini darurat” ujarnya memelas. Pria itu tau jika teman-temannya ini akan memarahinya habis-habisan maka dari itu dia memasang mimik yang benar-benar ampuh.

“Kau benar-benar menjijikkan hyung” Bahkan kini Sehun ikut berkomentar.

“Bau sekali! Jongdae-ya apa yang kau makan?” Komentar Baekhyun.

“Aishh benar-benar! Kau makan bangkai eoh?” Seul lagi-lagi mengeluarkan celotehannya.

“Maafkan aku teman”

“Hei sepertinya ada kabar buruk!” Luhan menyela pembicaraan absurt mereka.

“Apa? Berhenti bercanda Hyung!” ujar Tao malas. Setelah Jongdae apa lagi sekarang?

“Tidak! Aku bersungguh-sungguh kali ini”

“Ada apa Hyung?” tanya Chanyeol.

“Tidak ada orang dibelakangku, sepertinya mereka menghilang” ujar Luhan yang mendapat sorotan oleh teman-temannya

“Apa??” teriak mereka hampir bersamaan

“Siapa yang dibelakangmu ge?” ujar Yixing

“Kris Hyung, Sehun dan Xiumin Hyung mereka semua hilang”

“Apa???” teriak mereka lagi

“Mungkin mereka pergi ke toilet atau mungkin mereka melarikan diri karena mereka takut, bisa juga mereka pergi membeli makanan untuk kita nantinya” Baekhyun mulai mengeluarkan komentar anehnya.

“Bukankah beberapa detik lalu mereka masih berbicara dengan kita” ujar Yixing, Baekhyun menganggukkan kepalanya.

“Luhan Hyung, apa kau melihat mereka saat pergi?” Tao kembali bertanya sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Luhan mengangkat kedua alisnya hingga membuat kerupan pada dahinya.

“Jika aku melihat mereka maka aku tidak akan menyimpulkan jika mereka menghilang Tao-ya” ujar Luhan.

“Kau benar hyung. Mereka benar-benar menghilang!! Bagaimana ini?” ujar Chanyeol panik.

“Apa yang harus kita lakukan? Bukankah aku sudah bilang tadi, jangan main-main ditempat seperti ini!!” ujar Seul tampak frustasi. “Ini juga salah mu Byun!”

“Aku?” Baekhyun membulatkan kedua matanya tampak terkejut saat gadis itu menyeret namanya sebagai tersangka utama.

“Iya kau yang memaksaku masuk ketempat seperti ini!”

“Teman-teman” panggil Suho ditengah-tengah pertikaian Baekhyun dan Seul.

“Jika kau masih bisa mengingat dengan baik maka salahkan diri mu sendiri nona! Kau yang mau ikut sendiri bersama kami” ujar baekhyun berusaha mengingatkan dan berharap jika gadis itu tak melupakan kejadian beberapa menit yang lalu.

“Tapi kau yang membuat ku masuk dengan kata-katamu dan terjebak konyol ditempat ini bersama kalian manusia aneh!!” todong Seul yang masih kukuh pada tuduhannya.

“Apa katamu!!”

“TEMAN-TEMAN!!! KYUNGSOO DAN KAI JUGA MENGHILANG!!!” teriak Suho frustasi. Pria itu tak habis pikir pada Baekhyun dan juga Seul yang masih bisa berdebat dengan indahnya disaat keadaan seperti ini.

“APA??” pekik mereka hampir bersamaan

“BAGAIMANA BISA?” komentar Chanyeol

“JANGAN BERCANDA HYUNG!!” Tao menambahkan

“AKU TIDAK BERCANDA!! LIHAT SAJA DI DEPAN KU!!” ujar Suho tampak benar-benar frustasi sembari mengacak-acak rambutnya. Pasalnya benar-benar tidak ada seorang pun didepannya sejak mereka berdebat tentang Jongdae yang sedang buang angin dan perdebatan konyol Byun Baekhyun dan Hwang Seul Min.

“ASTAGA!!”

“Lalu bagaimana??” tanya Seul dengan nada cemas. Tanpa dia sadari, ia tengah meremas erat jaket milik Baekhyun. Seperti meluapkan rasa takutnya disana.

“Tenanglah, kita akan menemukannya” Ujar Chanyeol berusaha menenangkan.

“Jika kalian seperti ini bagaimana kita akan menemukan mereka, ayo kita cari mereka” ujar Luhan memberi interuksi. Suho mengangguk dan mulai berjalan dengan tangan Tao yang masih bertengger indah di lehernya.

===(*-*)===

“Apa yang kita lakukan sekarang?” desis Seul yang masih bisa didengar oleh Baekhyun. Seul menggesekkan telapak kakinya pada lantai hingga membuat bunyi kemeresak “Mereka semua menghilang, apakah kita juga akan tamat ditempat ini?” Keluh Seul, gadis itu mulai terisak. Buliran bening yang sedari tadi ditahanya kini meluncur begitu saja tanpa adanya pertahanan disana. Baekhyun memejamkan matanya sejenak kemudian melihat muka kacau Seul. Baekhyun merengkuh pundak Seul. Membawanya kepalanya pada dada bidang Baekhyun.

“Jangan menangis” ujarnya lirih sembari mengusap ujung kepalanya.

“Euhh benar-benar romantis disaat seperti ini” ujar Chanyeol lirih saat melihat Baekhyun tengah mendekap Seul.

“Dia menangis Yeol” ujar Baekhyun seolah mengingatkan. Ya Baekhyun takut akan pikiran konyol Chanyeol yang melibatkannya dengan gadis yang sering berdebat dengannya ke arah yang tidak baik. Intinya baekhyun tidak igin dia dan Seul memiliki kabar yang tidak sedap setelah kejadian ini.

“Maaf” ujar Baekhyun lirih. Seul mendongakkan wajahnya menatap Baekhyun. Baru kali ini dia mendengar Baekhyun meminta maaf padanya. Tentu saja dia heran. “Maaf karena membuat mu masuk kemari, harusnya aku membiarkan mu pergi tadi” lanjutnya.

Seul melepaskan diri dari dekapan Baekhyun, menghapus sisa-sisa air mata yang tersisa disana. Gadis itu tersenyum singkat yang mampu membuat Baekhyun terpaku kali ini. Baekhyun merasa jantungnya benar-benar ingin melompat dari tempatnya. Sepertinya jantung Baekhyun tidak bekerja dengan baik saat ini pasalnya dia merasa seluruh aliran darahnya berhenti tiba-tiba, perutnya sedikit melorot tak nyaman dan seperti ada bunga mawar yang mekar didalamnya, mengelitik dinding-dindingnya. “Ini bukan salahmu Byun. Aku juga bersalah disini” ujarnya sedikit tenang.

“Roman picisan ini benar-benar membuat ku muak” komentar Chanyeol. Adegan didepannya ini mengingatkan pada drama-drama yang sering Park Yoora-kakaknya- tonton bersama dengan ibunya.

“Ah baiklah-baiklah” Nada suara Chanyeol tampak menyerah saat mendapat tatapan tajam dari keduanya. “Kajja!!”

===(*-*)===

“Chanyeol oppa, bisakah kau mengantar ku ke kamar mandi?” tanya Seul penuh harap.

“Eungg.. Baiklah. Tunggu kami disini Baek” ujar Chanyeol diikuti anggukan ringan Seul.

“Aku ikut kalian saja” ujar Baekhyun cepat sebelum Chanyeol dan Seul menghilang dari hadapannya.

“Tidak bisa Baek” ujar Chanyeol

“Kenapa? Kalian ingin meninggalkan ku eoh?” ujar Baekhyun penuh selidik. Pria itu menatap Chanyeol dan Seul bergantian.

“Aishh kau ini bodoh atau apa? Jika kau ikut bersama kami maka kita akan tersesat bersama-sama dan tidak menemukan jalan keluar. Hanya kita yang tersisa sekarang! Apa kau ingin kita semua tamat ditempat ini?” jelas Seul.

“Jadi maksudmu aku sebagai umpan?” tanya Baekhyun yang membuat Seul membuang nafasnya kasar.

“Tidak bodoh! Kau disini untuk menunggu kami dan kau harus mencari kami jika kami tersesat, ingat tersesat baek bukan menghilang oke. Jadi tolong kami agar kami tidak ‘menghilang’ seperti yang lain.” Ujar Chanyeol dengan penekanan pada kata menghilang.

“Kenapa tidak kau saja yeol yang tetap disini!” protes Baekhyun.

“Ya! Aku tidak mau jika pergi bersamamu!” tukas Seul.

“Wae?”

“Kau penakut Byun! Kau sering menginjak kaki ku tadi, bahkan kau sering berteriak juga. Aku tidak mau bersamamu” jelas Seul. “Tidak usah banyak protes Byun! Kau ingin aku buang air disini eoh?” lanjut Seul saat mengetahui jika Baekhyun akan meluncurkan serangan protes padanya

“Kajja oppa” ajak Seul pada Chanyeol.

===(*-*)===

Baekhyun mengetuk-ketukkan kakinya pada lantai-berusaha memecah keheningan. Dia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya dengan bantuan lampu senter yang sedari tadi ia pegang. Pukul 11.30. itu artinya sudah 20 menit berlalu sejak kepergian Chanyeol dan Seul. Baekhyun mengacak rambutnya gusar. Pria itu tampak tak sabar menunggu dua sosok yang tadi hanya berpamitan ke kamar mandi. Mungkinkah mereka tersasat dan lampu senter yang Chanyeol bawa dengan tiba-tiba mati? Atau bahkan kemungkinan terburuknya mereka menghilang seperti teman-temannya yang lain? Jika dia boleh memilih dia akan memilih kemungkinan pertama yakni mereka tersesat dan lampu sorotnya mati secara tiba-tiba. Baekhyun tampak cemas. Belum lagi kesunyian tempat itu, semilir angin malam yang menerpa wajahnya, berdiri seorang diri membuat Baekhyun bergidik ngeri.

Dia melangkahkan kedua kakinya secara perlahan. Tangan kanannya memegang lampu senter dan mengarahkan pada segala arah. Berharap jika Chanyeol dan Seul muncul saat samar-samar cahaya menjadi titik terang mereka berdua. Baekhyun berjalan mengendap-endap, kedua matanya menelisik setiap bagian ruangan layaknya seorang pencuri.

“Chanyeol-ah.. Seul-ah..” panggil Baekhyun.Baekhyun membuang nafasnya, lagi-lagi dia tak menemukan kedua temannya itu. Dia menyandarkan punggungnya pada sisi tembok, wajahnya benar-benar tampak kacau.Baekhyun memijat kedua pelipisnya.

“Apa yang kau lakukan disini?” Baekhyun menegakkan kembali badannya saat mengetahui suara asing yang baru dia dengar. Suara itu bukan berasal dari salah satu temannya. Baekhyun membalikkan badannya secara perlahan, mencoba melihat sumber suara itu. Seketika dia membulatkan kedua matanya saat melihat sosok pria paruh baya berdiri dihadapannya. Bagaimana dia tidak terkejut, pasalnya sedari tadi dia sama sekali tidak melihat seorangpun bahkan ketika masih bersama dengan teman-temannya yang lain. Baekhyun mengucek kedua matanya, berusaha meyakinkan indera penglihatnya bahwa yang dia lihat saat ini manusia bukanlah sosok makhluk astral yang ingin menculiknya atau bahkan menjadikannya santap.

“Apa yang kau lakukan disini?” lagi-lagi suara dingin itu membuyarkan kegiatan Baekhyun dengan pertanyaan yang sama. Kedua ekor matanya menatap Baekhyun yang masih tepaku ditempatnya.

“Sa..saya men..cari teman saya” ujar Baekhyun terbata-bata, dia tampak takut. “Anda si.siapa?”

“Aku penjaga rumah ini” ujar pria paruh baya itu. Baekhyun dapat melihat wajah pucatnya yang hanya tersinari cahaya bulan. “Kemana teman-teman mu pergi?” tanya pria itu lagi-lagi membuyarkan pengamatan yang dilakukan Baekhyun padanya.

“Entahlah. Aku juga tidak tau mereka dimana” ujar Baekhyun sorot matanya masih mencari-cari sosok teman-temannya dari balik lorong-lorong gelap itu. “Mereka menghilang begitu saja” lanjutnya lirih.

“Apakah mereka sudah mati? Eumm dibunuh hantu misalnya” tanya Baekhyun yang membuat pria paruh baya dihadapannya tersenyum miring.

“Hentikan pemikiran konyolmu itu nak. Segeralah pulang. Jangan bermain ditempat ini” ujarnya. Baekhyun menatap kosong ke arah lantai, dia mengingat kembali bagaimana dia dan teman-temannya memulai permainan konyol ini tanpa memikirkan dampak yang mungkin akan mereka alami nantinya.

“Baiklah aku akan-” Baekhyun tampak terpaku dengan mulut terbuka. Pria yang mengajaknya berbicara kini sudah tidak ada lagi di hadapannya. Apakah dia benar-benar manusia? Atau kah dia hantu penghuni tempat itu? Baekhyun berusaha memutar keras otaknya berusaha untuk merelasikan alam nyata dan alam lain yang mungkin juga ada ditempat itu. Seketika bulu kuduk Baekhyun berdiri saat angin malam kembali menerpa inderanya.

Baekhyun segera membalikkan badannya  dan bersiap untuk pergi dari tempat itu. Syaraf-syaraf diotaknya memerintahkan untuk segera berlari dari tempat sialan itu tapi nampaknya tubuh Baekhyun berkata lain. Dia hanya berjalan lurus dan seolah-olah tidak mampu berlari padahal dia ingin berlari saat itu juga. Dan semuanya berubah ketika gendang telinganya menangkap sebuah suara beberapa orang berjalan ke arahnya. Baekhyun semakin mempercepat langkahnya, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, matanya bergerak waspada.

“Yakk!! Byun Baekhyun!! Berhenti berjalan!!” Teriak sosok orang dibalik Baekhyun. Baekhyun menghentikan langkahnya saat mendengar suara familiar seseorang yang memanggil suaranya. Dia membalikkan badannya, dan betapa terkejutnya dia melihat dua sosok yang sedari tadi dicarinya.

“Chanyeol-ah!! Seul-ah!!” Baekhyun berhambur memeluk erat mereka berdua. “Aku senang kalian kembali!” ungkap Baekhyun.

“Kami mencari mu bodoh!!” ungkap Chanyeol.

“Aku juga mencari kalian. Aku kira kalian menghilang seperti mereka dan meninggalkanku seorang diri” aku Baekhyun.

“Siapa yang meninggalkan mu! Kami tidak meninggalkan mu dan kami juga tidak akan meninggalkan satu sama lain Byun! Bukankah kita semua teman?” ujar Seul. Baekhyun menatap Seul dan Chanyeol bersamaan.

“Aku mengerti. Ayo kita tinggalkan tempat ini” ujar Baekhyun dan berjalan mendahului Seul dan Chanyeol.

“Benar apa kata ku kan oppa. Dia benar-benar bodoh! Bagaimana bisa kau memppunyai teman seperti itu!!” ujar Seul tampak jengkel. Baekhyun yang mendengar perkataan Seul membalikkan tubuhnya dan menatap mereka secara bergantian.

Baekhyun mendesah perlahan “Seul-ah jangan mencari masalah ditempat seperti ini. Lebih baik kita pulang sekarang” ujar Baekhyun. nadanya kali ini benar-benar berbeda tidak seperti biasanya saat Seul berkata kurang menyenangkan untuknya, maka saat itulah dia akan membalasnya dengan hal yang sama. Bukankah mereka adalah orang yang bermulut pedas? Tapi nyatanya Seul lah yang lebih bermulut pedas ketimbang Baekhyun dan tidak peduli apapun itu.

“Jadi kau mau meninggalkan teman-teman mu dan pulang seorang diri? Benar-benar tidak berguna. Bahkan aku rela tidak terlelap malam ini Byun!! Aishh kau menyebalkan!!” ungkap Seul tampak menahan amarahnya. Chanyeol tempak menyenggol lengan Seul berusaha menghentikan ocehan tak bergunanya.

“Apa maksudmu?” Seul dan Chanyeol mengambil jarak saling menjauhi satu sama lain hingga memberikan ruangan pada samping kanan dan samping kiri Chanyeol. Tak jauh dari sana tampak sebuah cahaya kuning muncul dari balik ruangan gelap.

“SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA.. SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA.. SAENGIL CHUKKAE URI BAEKHYUN SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA” Baekhyun tampak terperangah melihat pemandangan dihadapannya. Dia mengucek kedua matanya tampak tak percaya. Seluruh teman-temannya yang menghilang sedang berdiri dihadapannya dengan sebuah kue dan lilin yang menyala. Otaknya kembali memproses keadaan itu. Apakah ini nyata? Apakah ini hanya ilusi belaka Baekhyun yang terlalu mengharapkan mereka kembali?

“Sudah ku bilang dia bodoh!” Seul tersenyum miring setelah melihat reaksi Baekhyun yang masih berdiri satu meter dihadapannya masih dengan tampang bodohnya.

“Kau tidak ingin meniup lilinnya hyung?”

“Apakah aku bermimpi? Apakah kalian nyata? Kalian tidak menghilang? Tidak dibunuh oleh makhluk astral disini? Ataukah aku juga sudah mati seperti kalian?” tanya Baekhyun bertubi-tubi. Nyatanya dia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Yak!!! Apa yang kau lakukan!!” Pekik Baekhyun saat Seul menggigit lengannya.

“Apakah itu sakit? Dan apakah ini juga sakit?” Seul kembali melayangkan tinjunya pada sisi lengan kiri Baekhyun. “Yak!!” Baekyun mengusap lengannya dan menatap Seul tajam.

“Cepatlah kau lama sekali Baek” protes Kris yang tampak tak sabar. Seul mendorong tubuh Baekhyun untuk menghampiri mereka. Baekhyun menutup kedua matanya, mulutnya bergerak-gerak mengucapkan sesuatu. Disela-sela doanya Baekhyun tampak tersenyum. Dia kembali membuka kedua kelopak itu dan segera meniup nyala api diatas kue.

“Apa yang kau minta hyung?” Tanya Kai penasaran karena disela doanya Baekhyun tampak tersenyum singkat.

“Aku hanya berterima kasih masih bisa melihat kalian malam ini” ujar Baekhyun diselingi tawa renyahnya. “Jadi kalian menyiapkan ide gila ini untukku?” lanjut Baekhyun yang hanya diselingi oleh anggukan dari teman-temannya.

“Sialan kalian benar-benar gila” tukas Baekhyun “Siapa yang memiliki ide seperti ini?” tanya Baekhyun lagi

“Tentu saja itu si troll Jongdae” ungkap Luhan dengan seringaian ringan.

“Aishh benar-benar. Kalian menyiapkan semuanya dengan sempurna teman. Bahkan aku hampir mati berdiri karena orang yang kalian kirim untuk menemui ku, itu benar-benar menyeramkan. ku kira dia adalah penghuni tempat ini sebelum dia berkata jika dia adalah penjaga disini” ujar Baekhyun dengan seringainya.

“Tunggu. Setau ku kami tidak mengirim siapapun untuk menemui mu dan tempat ini tidak memiliki penjaga” ujar Xiumin sembari melihat teman-temannya meminta suatu penjelasan.

“Apa ada yang meminta tolong pada orang lain?” tanya Kyungsoo. Baekhyun mengangkat sebelah alisnya.

“Kalian jangan bercanda. Aku menemuinya tadi” tukas Baekhyun.

“Kami tidak bercanda Baek. Jika salah satu dari kita menyuruh seseorang untuk menemui mu maka aku dan Kris akan tau” ujar Suho di ikuti anggukan ringan dari Kris.

“Lalu siapa yang menemui dan mengajakku bicara tadi???”

END

Annyeong~ /lambai tangan/ akhirnya ff ini bisa selesai juga buat project 😀 ini adalah kali pertama aku nulis buat project lomba dan ah entahlah jujur aku bingung mau nulis apa buat project ini, ide sama sekali gk mau datang dan akhirnya menetaslah ide gila ini :’D maaf kalo sisi komedinya kurang dapet, trus romancenya juga kurang dan maaf juga kalo terlalu panjang 😀 jujur aja aku emang belum pernah nulis dengan genre romance komedi :3 trus trus untuk diksi penulisan dan penggambaran baik tokoh ataupun latar dan suasana ah aku bener-bener gk tau juga ini gimana karna aku udah lama banget gk nulis lagi dan lupa cara buat bikin ff yang baik jadi hanya bisa membuat yang seperti itu kekeke~ XD tolong berikan komentar kalian untuk ff aneh ini setidaknya komentar yang sejujur-jujurnyanya agar aku biasa mengoreksi dimana sisi kurangnya dari ff genre ini 🙂 terimakasih sudah membaca ^^ terima kasih juga untuk para admin yanga ada disini ^^

Best regard Yolla Yoon ^^

2 respons untuk ‘Crazy Game Party

  1. ceritanya lucu campur serem wkwk ada typo sedikit wkwk mempunyai tapi memppunyai wkwk siapa yang nemuin hayooo wkwk semangat^^

    Suka

  2. Ff nya asik kok thor. Walau typo nya masih bertebaran. Judul nya bikin aku penasaran. Ini ff pertama yg aku di project birthday ini loh thor. Duh mau ngomong apa lagi ya ?? Itu aja deh. Takut kbanyakan omong. Terakhir,
    HWAITING AND KEEP WRITING THOR !!!

    Suka

Don't Be A Siders~