Mysterious Cards

NOTE: “FF yang terpubblish tidak ada editing ulang oleh admin, FF murni karya author. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam project ––Exo’s Member Birthday–– [April-Mei]”

Title    : Mysterious Cards

Author : Jean Kim

Cast     : Xi Luhan, Kim Rae Hyun, Kim InHyun, Oh Sehun

Genre  : School life, Romance

HAPPY READING ^^

 

Luhan kembali mengacak rambutnya dengan kasar. Ditatapnya selembar kertas dengan tulisan ketikan rapi dari sekolahnya. Surat panggilan orang tua. Bahkan hukumannya yang lain belum selesai ia jalani, ditambah lagi dengan surat panggilan ini, pasti dia akan mendapat omelan panjang dari eommanya malam ini.

Dengan cepat Luhan mengambil ponselnya yang sedari tadi tergeletak tenang di sampingnya, mengabaikan surat yang dari setengah jam lalu ia perhatikan.

“ Sehun-ah cepatlah kau datang ke rumahku.”

“ Yak! Hyung memangnya kau itu siapa eoh? Beraninya kau menyuruhku seperti itu.”

“ Ck! Aku adalah sepupumu yang paling tampan. Yang pastinya aku lebih tua darimu. Cepatlah, dan jangan mendebatku. Aku sedang tidak ingin berdebat”

“ Aish baiklah Pak Tua, aku datang sekarang.”

“ Mwo?! Apa kau bilang? Bera—“

“ Kau bilang tak ingin berdebat. Sudahlah aku akan ke sana sekarang.”

***

“ Hyung ku dengar kau mendapat surat spesial dari kepala sekolah.”

“ Diam kau! Aku sedang tidak mood membicarakan tentang sekolah.”

“ Ck! Hyung kau itu sebenarnya anak sekolah atau bukan eoh?”

“ Aish kau!”

“ Baiklah-baiklah. Jadi kenapa kau memintaku ke sini eoh?”

“ Tunggu di sini.”

Luhan mengulurkan tangannya ke meja nakas di sebelah tempat tidurnya. Sehun yang saat itu tengah duduk di kursi belajar Luhan hanya mengekori tangan Luhan dengan pandangannya. Luhan mengeluarkan dua kartu berukuran kecil dari laci nomor dua. Kartu yang sangat familiar di matanya bahkan juga Sehun. Mengingat seringnya Luhan menunjukkan kartu itu di depan Sehun.

“ Kartu itu lagi Hyung? Ah aku sungguh bosan dengan kasus ini.”

“ Aish, kau kira aku sangat terhibur dengan dua kartu ini eoh?”

“ Lalu kenapa kau mengeluarkannya lagi eoh?”

“ Kau ingatkan hari ulang tahunku seminggu dari sekarang?”

“ Arra. Lalu?

“ Dan kau juga tahu kan kartu ini muncul pada hari ulang tahunku.”

“ Ne, lalu?”

“ Dan apa kau tahu siapa yeoja berinisial ‘R’ di sekolah kita?”

“ Ku fikir ya, memang apa hubungannya dengan itu?”

“ Ck! Kau bodoh sekali. Karena di kartu ini terdapat inisial ‘R’ bodoh.”

“ Mwo? Coba ku lihat.

Annyeong^^

Namamu Xi Luhan kan? Jika benar maka kartuku ini memang tidak tersasar kekeke~. Luhan-ah saengil chukkae habnida. Jika tidak salah umurmu 16 tahun ya? Sekali lagi selamat, kau sekarang lebih tua dari ku.

Luhan-ah memang benar kau orang China? Kenapa kau pindah ke Korea? Bahkan aku ingin sekali mengunjungi negaramu itu. Jadi bisakah kau menceritakan negaramu itu padaku nanti? Ku harap jawabanmu adalah iya.

Sekali lagi Chukkae

 

‘R’

 

Annyeong Luhan-ah

Masih ingat dengan dengan kartuku tahun lalu? Kuharap jawabanmu adalah iya. Karena aku masih berharap kau bisa menceritakan tentang China. Maaf ya jika permintaanku itu memberatkanmu. Tapi aku janji hanya meminta waktumu 5 menit, ani 8 menit, itu cukup untukku. Jadi bisa kan kau memberi tahuku?

Luhan-ah maaf ya aku tak memberimu hadiah. Tapi aku berharap kau akan mendapatkan yang hal-hal yang kau inginkan tahun ini.

Luhan-ah Happy Sweet 17. Kuharap kau mau bertemu denganku tahun depan. Aku janji,aku  akan menemuimu.

‘R’

Sehun membaca kartu itu dengan sangat serius. Dia berpikir sejenak sebelum mengutarakan apa yang ada dii fikirannya.

“ Hyung apa kau tak sadar satu hal?”

“ Apa?”

“ ‘R’ ini akan menemuimu tahun ini. Jadi kenapa kau ngotot sekali ingin menemukan penulis ini eoh?’

“ Aish, Sehun-ah kau tak mengerti apa yang aku rasakan.”

“ Baiklah-baiklah aku akan membantumu.”

“ Jinjjayo? Kau adalah saudara terbaikku Sehun-ah.”

Tanpa ragu, Luhan berlari memeluk Sehun, membuat namja berkulit putih pucat itu bergidig ngeri dengan tingkah Luhan.

“ Hyung lepaskan.”

“ Mianhae, aku terbawa suasana. Pulanglah.”

“ Mwo?! Yak! Hyung kau menyuruhku pulang begitu saja? Aku tidak mau pulang. Aku akan menginap. Dan aku sudah meminta izin pada ahjjuma dan ahjjusi.”

“ Mwo? Tidak. Memangnya kau akan tidur diimana eoh?”

“ Tentu saja di kamar Xi Luhan.”

Haahh, lagi lagi mereka seperti ini. Bertengkar lagi, dan dapat ku jamin pertengkaran mereka akan berakhir larut malam. Seperti biasanya.

***

Luhan dan Sehun masih saja diam di meja makan rumah Luhan. Mereka masih berkutat dengan pikiran masing-masing. Mungkin yang ada di kepala Luhan adalah, bagaimana suasana nanti malam. Semalam Sehun mati-matian memaksa Luhan untuk mengatakan yang sebenarnya kepada nyonya Xi, eomma Luhan, tentang surat dari kepala sekolah. Karena itu pula Luhan menjadi bulan-bulanan ibunya yang mengomelinya hampir dua jam non stop. Dan pagi ini,  eommanya sudah mendahuluinya menghadap kepala sekolah. Jadi wajar kan, jika Luhan memikirkan apa yang akan terjadi padanya malam nanti. Mungkin jika yang dihadapinya hanya ibunya akan membuatnya bernafas lebih lega. Tapi nyatanya? Ayahnya akan pulang sore nanti, guna menangani masalah putra semata wayangnya ini. Itu memang baru pemberitahuan dari ibunya, entah ibunya itu menyebarkan gossip atau fakta Luhan juga tak tahu. Yang diinginkannya itu hanyalah sebuah hoax.

“ Hyung.”

“ Apa?”

“ Kau tahu?”

“ Bagaimana aku bisa tahu, kau kan belum mengatakannya.”

“ Baiklah aku akan mengatakannya. Sekarang jam 7.13.”

“ Mwo?! Kenapa kau tidak bilang dari tadi.”

“ Aku sudah memanggilmu hyung, tapi kau mengabaikanku.”

Mereka berlarian menuju garasi, memasuki mobil Sehun dengan terburu-buru dan melesat membelah jalanan kota Seoul yang padat. Dan mereka juga harus menyiapkan mental, untuk menjalani hukuman keterlambatan mereka.

***

Inhyun menatap Luhan dengan tatapan iba. Keringat Luhan mengucur deras di pelipis wajah tampannya. Luhan seperti atlet lari Marathon yang baru saja selesai bertanding. Benar-benar berkeringat. Keadaan Sehun juga tak jauh berbeda dengan Luhan. hanya saja tempat mereka saja yang berbeda.

“ Luhan-ah, kau kenapa?”

“ Kau tanya aku kenapa?”

“ Kau tidak tuli kan?”

“ Aish kau! Aku dihukum.”

“ Lagi?”

“ Ne. Tapi kali ini benar-benar berat In-ah. Coba kau bayangkan, namja setampan diriku harus push up 100 kali di lapangan upacara.”

“ Cih! Aku tak mau membayangkannya. Itu salahmu kenapa kau harus terlambat.”

“ Sebenarnya aku juga tak ingin dihukum. Tapi aku selalu terlambat, so, hukuman menjadi hakku saat itu.”

“ Dasar ngeyel. Sudahlah, Ah iya. Rea dari kelas sebelah mencarimu.”

“ Rea?”

“ Ne. Dia bilang dia akan datang saat istirahat nanti.”

“ Gomawoyo, infomu itu sangat berharga bagiku.”

“ Kau aneh.”

“ Ekhem.. Xi Luhan, Kim Inhyun jika kalian ingin mengobrol keluar dari kelas saya sekarang.’

Dengan seketika, Luhan yang sudah berancang-ancang akan melayangkan aksinya membalas perkataan Inhyun tertunda. Luhan dan Inhyun memandang Cho Songsaenim, yang dibalas dengan tatapan horror dari gurunya tersebut.

“ Jwosohabnida Songsaenim.”

Keduanya menutup mulut mereka, mencoba menangkap setiap jengkal ilmu Matematika yang tengah di ajarkan si guru muda itu.

***

Luhan POV

Aish menyebalkan. Kenapa aku harus menyalin semua materi semester ini, dasar guru Sejarah menyebalkan. Inhyun pasti sudah menyalinnya dengan sangat lengkap, maklum saja, dia kan peringkat tiga di kelasku. Jadi tak mengherankan jika dia memiliki catatan yang lengkap.

Ku telusuri setiap inchi jalan menuju rumah tetanggaku itu. Yap, Inhyun adalah tetanggaku. Hanya saja aku jarang bersama dengan yeoja bermarga Kim itu. Tapi meski begitu, aku tahu satu hal dia tidak suka dengan cerita romantis, apapun bentuknya. Tapi apa ini? Apa mataku rabun? Bahkan dia menumpuk beberapa novel di samping tempat ia duduk saat ini. Dan jangan lupakan dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya.

“ InHyun? Kau Kim Inhyun kan?”

Yeoja itu hanya tersenyum manis, ya ampun dadaku. Kenapa jantungku berdetak secepat ini? Apa ada yang salah denganku? Ya tuhan jangan biarkan aku menyukai Inhyun kumohon. Aku jadi semakin ragu bahwa dia itu Inhyun. Tapi wajahnya sama.

“ Ekhem. Luhan-ah, ada apa kau kemari.”

“ Aku – aku ingin meminjam buku catatan Sejarah.” Aish kenapa aku jadi gagap begini?

“ Masuklah dan duduk saja dulu. Anggap saja kau di rumahmu sendiri. Aku akan segera kembali.”

Aku yakin dia memang bukan Inhyun. Sejak kapan yeoja menyebalkan itu menjadi ramah padaku? Ini sangat aneh, sungguh.

“ Ada keperluan apa kau ke sini?”

Baru saja aku katakana bukan? Jika dia bukanlah orang yang ramah.

“ Yang pertama, kau sudah menanyakan kedatanganku kemari dan yang kedua, kau cepat sekali berganti baju. Seperti flash.”

“ Baiklah. Pergi dari rumahku.”

“ Aish, kau menyebalkan. Aku pinjam buku catatan Sejarahmu.”

“ Berani bayar berapa kau?”

“ Kau itu pelit sekali, baiklah kau siap-siap saja mendapat hukuman dari Jung songsaenim karena tak mau meminjamiku buku catatan itu.”

“ Baiklah-baiklah, dasar.”

Inhyun menjauhiku, menaiki setiap anak tangga dengan perlahan. Benarkan ku bilang? Dia itu tidak pernah ramah.

“ Ini.”

“ Gomawoyo.”

“ Ah iya, bagaimana dengan Rea?”

“ Apanya yang bagaimana?”

“ Apa dia ‘R’mu?”

“ Darimana kau tahu tentang ‘R’?”

” Kau tahu jawabannya.”

Aish Oh Sehun mati kau!

“ Bukan. Sudahlah jangan bahas ‘R’ lagi aku malas mengurusi hal itu.”

“ Baiklah.”

“ Aku pergi, terima kasih nona Kim kau sangat ganas.”

“ YAK!!”

Hahaha pasti dia marah sekali padaku dan dapat kupastikan dia akan melapor pada Sehun cadel itu. Dan aku baru menyadari satu hal, jantungku berdetak normal saat Inhyun kembali dari kamarnya. Aku yakin ada sesuatu yang salah pada diriku. Sudahlah semakin memikirkannya semakin membuatku bingung.

***

Author POV

Dua hari belakangan ini Luhan selalu memastikan jantungnya tak berdetak dengan anarkis seperti beberapa hari yang lalu. Bahkan dia pernah memeriksakan jantungnya, dan semuanya normal.

Dan malam ini pesta ulang tahunnya akan diselenggarakan di kediaman keluarga Xi. Hanya beberapa temannya yang di undangnya, tapi nyatanya Sehun mendeklarasikan pesta Luhan terbuka untuk semua siswa di sekolahnya. Dan hal itu membuat Luhan benar-benar marah. Tapi Sehun? Tak ambil pusing dengan hal itu.

“ Yak! Cadel apa yang kau lakukan huh?!”

“ Aku? Hanya meramaikan pestamu Hyung. Lagi pula, orang tuamu juga senang dengan hal ini kan?”

“ Dasar kau.”

“ Ah iya, ada yang ingin bertemu dengan mu di taman belakang Hyung.”

“Nugu?”

“ Molla. Lebih baik kau ke sana saja.”

Luhan melangkahkan kakinya dengan terburu, jantungnya benar-benar berdetak dengan kencang seperti saat dia bertemu dengan Inhyun tempo hari. Tangan kanannya merogoh saku kanan jas tuxedo hitamnya.

Luhan POV

Apa ini waktunya? Oh tuhan, semoga dia secantik Yuri atau jika tidak dia seseksi Hyuna. 😀

Seorang yeoja berdiri membelakangiku, dia mengenakan mini dress berwarna soft pink, rambutnya di gerai bebas. Dia terlihat cantik dan anggun dalam posisi itu.

“ Ekhem.”

Yeoja itu berbalik dan …

“ KIM INHYUN?”

“ Ne?”

Seketika aku berbalik saat suara itu terdengar di telingaku. Dan arahnya ada di belakangku. Hei apa ini? kenapa Inhyun ada dua, dan Inhyun yang menggunakan baju pink itu berkacamata seperti tempo hari.

“ Yak! Sebenarnya apa yang terjadi di sini?”

“ Hyung salah satu dari mereka adalah ‘R’. Jadi siapa yang ‘R’?”

“ Apa maksudmu Sehun-ah?” Aish, aku merasa menjadi orang yang sangat bodoh saat ini. Dan aku benci suasanya seperti ini. Kupandang dua orang yang sama itu dengan bergantian. Oh ayolah kenapa aku harus memilih, ini bukan kuis berhadiah kan.

“ Cepatlah Hyung, baik akan kuhitung sampai tiga. 1…”

“ 2…”

Ya ampun siapa yang haru aku pilih, sudahlah keduannya juga sama saja.

“ Ti—“

“ Aku pilih dia.”

“ Chkkae Luhan-ah pilihanmu sangat tepat. Eonni perkenalkan dirimu sekarang.”

Mwo?! Eonni?

“ Annyeong Luhan-ah. Kim Raehyun imnida.”

“ Baiklah kami pergi. Kajja oppa.”

***

Author POV

Luhan dan Raehyun duduk berdampingan di kursi goyang milik keluarga Luhan. Mereka masih saja berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.

“ Luhan-ah, ini.”

“ Apa ini?”

“ Seperti tahun lalu.”

“ Kenapa masih menggunakan kartu seperti ini? Kau kan sudah bertemu denganku, seperti janjimu.”

“ Kau masih mengingatnya?”

“ Tentu saja.”

“ Kartu itu dibuat saat aku masih di Jepang. Bacalah, aku pulang sekarang, ini sudah sangat larut. Chukkae Luhan-ah.”

Raehyun berjalan menjauhi Luhan. Mata namja itu masih saja memandangi yeoja itu, hingga ia benar-benar tek terlihat. Tangannya menyentuh dada kirinya. Lagi-lagi jantungnya bekerja tak normal. Satu tangannya lagi digunakannya untuk membuka kartu dari Raehyun itu.

Annyeong Lu,

Aku tak sabar bertemu denganmu, sungguh. Aku mendengar kau mendapat hukuman lagi, kenapa kau tak menjalani sekolahnmu dengan benar?

Luhan-ah, aku berbohong saat ku bilang surat ini di buat saat aku masih di Jepang. Aku baru membuatnya dua jam sebelum pestamu di adakan. Dan aku yakin kau dapat membedakanku dengan adik kembarku yang cerewet itu. Dan maaf karena Sehun menghancurkan pestamu malam ini,  sebenarnya dia hanya memberiku jalan agar aku bisa masuk ke pestamu dan emberikan kartu ke tiga ini.

Dan yang kau lihat tempo hari adalah aku. Jujur, aku sangat senang sekaligus kaget melihatmu saat itu. sungguh di luar dugaan. Baiklah kita sudahi dulu sesi ini.

Saengil chukkae hamnida, Saranghae.

Kim RaeHyun

Luhan tersenyum membaca kartu ini.

“ Nado Saranghae.” Bisiknya dengan senyuman yang menghias wajah tampannya.

The End

2 respons untuk ‘Mysterious Cards

  1. Nah, lagi, saya berkomentar xD
    Kalau percakapan, setelah tanda petik dua, nggak usah dikasih spasi sebelum kata pertamanya ^_^ Juga, aku sempet lihat ada tanda petik yang hilang 😀
    Juga ada beberapa typo, Kak 😀 Tulisannya dirapihkan lagi, ya ^_^
    Over all, good job, Kak ^_^ Keep writing.
    Oh ya, aku nggak bermaksud menjatuhkan semangat Kakak. Aku cuma sekedar berbagi apa yang aku tahu. Udah, gitu aja. Terima kasih 😀

    Disukai oleh 1 orang

  2. ceritanya luhan jadi pembuat onar ya kak? wkwk kebayang luhan diomelin sama eommanya wkwk ada sedikit typo kak. semangat^^

    Suka

Don't Be A Siders~